KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
(SUPERVISI AKADEMIK)
Oleh : Ishani, S.Pd
Mahasiswa Aktif
Magister Administrasi Pendidikan (MAP)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Salah
satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan supervisi akademik. Hal tersebut
yang tercantum dan diamatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) No 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah. Maka dari itu
kepala sekolah dituntut untuk memiliki konseptual, keterampilan, interpersonal
dan tehnik terkait dengan supervisi Akademik. Kepala sekolah juga harus
memahami benar yang bahwasanya kegiatan Supervisi Akademik yang dilakukan bukan
hanya bertuju pada penilaian kinerja guru dalam pengelolaan proses belajar
mengajar. Melainkan juga untuk membantu guru dalam meningkatkan
profesionalismennya sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun
2005).
A.
Tujan
Supervisi Akademik.
Secara
Umum tujuan Supervisi akademik adalah untuk membantu Guru dalam mengembangkan
kemampuannya yang bertujuan pembelajaran yang direncanakan bagi peserta
didiknya.
Dalam
Peningkatan Profesionalisme Guru dalam proses belajar mengajar, maka akan
mendorong peningkatan kualitas pembelajaran untuk peserta didik, sehingga
tujuan pembelajaran dan pendidikan sesuai yang diamatkan dalam sistem
Pendidikan Nasional akan tercapai dengan Optimal sesuai yang dicita-citakan.
Suepervisi
Akademik ialah serangkaiaan kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan
kemampunya untuk mengelaola proses belajar mengajar dan proses pencapaian
tujuan dari pembelajaran.
Yang
perlu diketahui adalah “ Esensi Supervisi
Akademik itu sendiri sama sekali bukan untuk menilai kenerja guru dalam
mengelola proses belajar mengajara, melainkan membantu Guru untuk mengembangkan
kemampuan Profesionalitas dirinnya”
B.
Prinsip-Prinsip
Supervisi Akademik.
Pelaksanan
Supervisi Akademi yang dilakukan oleh Supervisor (Kepala Sekolah) haru mengacu
pada prinsip-prisip Supervisi Akademik. Menurut Dodd Dalam Buku Panduan
Supervisi Akademik Dirjen PMPTK (2010), diyatakan bahwa ada beberapa Prinsip
Supervisi Akademi yang Meliputi :
1. Praktis
yaitu yang berkaitan dengan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan Supervisi
sesuai dengan kondisi Sekolah.
2. Sitematis
Yaitu yang berkaitan dengan Perencanaan Program Supervisi yang matang dan
tujuan Pembelajaran.
3. Objektif
yaitu yang berkaitan dengan masukan sesuai dengan aspek-aspek Instrumen yang
digunakan dalam supervisi.
4. Realitis
yaitu yang berkaitan dengan kenyataan sebenarnya dalam melakukan Supervisi.
5. Antisipatif
yaitu yang berkaitan dengan kemampuan dalam menghadapi masalah-masalah yang
mungkin akan terjadi.
6. Kontruktif
yaitu yang berkaitan dengan pengembangan Kreatifitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
7. Kooperatif
yaitu yang berkaitan dengan kerja sama yang baik antara supervisor dan guru
dalam mengembangkan pembelajaran.
8. Kekeluargaan
yaitu yang berkaitan dengan pertimbangan saling asah, asih dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9. Demokratis
yaitu yang berkaitan dengan pemahaman yang bahwasanya supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
10. Aktif
yaitu yang berkaitan dengan keaktifan guru dan supervisor untuk berpartisipasi.
11. Humanis
yaitu berkaitan dengan kemampuan guru untuk menciptakan hubungan kemanusiaan
yang hormanis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
12. Berkesinambunagan
yaitu yang berkaitan dengan kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah.
13. Terpadu
yaitu berkaitan dengan kesatuan dengan program pendidikan
14. Komprehensif
yaitu yang berkaitan dengan pemunuhan ketiga tujuan supervisi akademik.
C.
Model-Model
Supervisi Akademik.
Terdapat
beberapa model dari Supervisi Akademik dan yang dapat dipegunakan oleh kepala
sekolah ketika hendak melakukan kegitan Supervisi Akademik, antara lain :
a.
Model
Supervisi Tradisional.
Model
supervisi tradisional ini dalam Supervisi akademik meliputi :
1. Observasi lansung
yaitu model Supervisi ini dapat dilakukan oleh Kepala sekolah dengan observasi
langsung kepad guru-guru yang sedang mengajar didalam ruang, melalui prosudur :
Pra-Observasi, Observasi dan Post-Observasi.
2. Observasi tidak lansung yaitu
supervisi ini bisa dilaksanakan oleh kepala sekolah melaui Tes Dadakan,
sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui oleh
Validitas, Relibilitas, daya beda dan kesukaranya. Diskusik Khasus, diskusi
khasusu ini berawal dari khasus-khasus yang sudah diketemukan saat Observasi
Proses pembelajaran (PBM) dan laporan studi dokumentasi. Metode angket, angket
ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan penampilan
kenerja guru dan kualifikasi hubungan.
b.
Model
Kontenporel.
Supervisi
Model kontenporel ini dilaksanakan biasanya dilaksanakan dengan pendekatan
Klinis, sehingga sering disebut dengan model Supervisi Klinis, spervisi
Akademik dengan pendekatan Klinis yang bersifat kolaboratif. Prosudur Supervisi
Klinis sama dengan Supervisi Akademik yaitu dengan melakukan observasi kelas,
namun yang membedakan adalah pendekatannya.
Selain
dengan model-model pendekatan diatas, yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah
(Supervisor), supervisi Akademik juga dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan lainnya yaitu pendekatan Lansung, pemdekatan tidak lansung dan
pendekatan Kolaboratif, ini seperti yang dikemukakanoleh (Sahertian, 2000).
Yang
perlu diperhatikan oleh Supervisor/Kepala sekolah adalah pendekatan langsung disini
adalah dengan memberikan arahan dan penguatan. Pendekatan tidak lansung adalah
menyelesaikan masalah dengan lebih menghargai dan memberikan kesempatan pada
guru untuk mengemukakan persoalanya, sedangkan pendekatan kolaboratif adalah
kepala sekolah perlu menguasai perencanaan supervisi akademik sehingga kepala
sekolah perlu mengguasai Kompetensi perencanaan supervisi akademik dengan baik.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah dalam
perencanan supervisi akademik yang menyangkut dengan obyektifitas (data apa
adanya), tangung jawab, berkesinambungan yang didasarkan pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP), serta didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah.
D.
Langkah-langkah
Supervisi Akademik.
Langkah-langkah
supervisi akademik merupakan suatu kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan
teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Menurut
Kemendiknas (2010), Supervisi Akademik sebaiknya dilakukan dengan pendekatan
supervisi Klinis yang dilaksanakan dengan cara berkesinambungan melalui tahapan
Praobservasi, observasi pembelajaran dan pasca observasi.
a. Praobservasi
(Pertemua Awal) : yang meliputi menciptakan suasana keakraban dengan guru,
membahas persiapan yang dibuat oleh guru membuat kesepakatan mengenaik aspek
yang mejadi fokus pengamatan, menyepakati instrumen observasi yang akan
digunakan.
b. Observasi
(pengamatan pembelajaran) : yang meliputi Pengamatan difokuskan pada aspek yang
telah disepakati, mengunakan instrumen Observasi dan instrumen perlu dibuat
catatan, catatan observasi meliputi : perilaku guru, dan peserta didik.
c. Pasca
observasi atau pertemuan balik : yang meliputi dilaksakan segera setelah
observasi, tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran, yang
baru berlansung, tunjukan data observasi (instrumen dan catatan), berikan guru
untuk mencermati dan menganalisisnya, diskusikan secara terbuka hasil
observasi, terutama pada aspek yang telah disepakati (Kontrak), berika
penguatan terhadap penampilan guru, hindari kesan yang menyalahkan dan usahakan
guru menemukan kekuranganya.
E.
Tindak
Lanjut Hasil Observasi (Evaluasi)
Hasil
observasi perlu ditindak lanjuti oleh kepala sekolah sebagai Supervisor yang
bertujaun untuk memberikan dampak nyata untuk meningkatkan prosesionalisme
guru. Tindak lanjut tersebut berupa penguatan, penghargaan, teguran yang
bersifat mendidik dan memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau
penataran yang lebih lanjut.
Menyangkut
tidak lanjut dari supervisi akademik ada dua kegiatan penting yang harus
dipahami oleh Kepala sekolah sebagai Supervisor yaitu :
1. Pembinaan,
pembinaan dapat berupa lansung maupun tidak lansung, pembinaan langsung yaitu :
dilakukan terhadap hal-hal yang bersifat khsusu, yang perlu diperbaiki segera. Pembinaan
berupa tidak lansung yaitu : pada hal-hal yang bersifat umum yang perlu
perbaikan dan perhatian setelah diperolah hasil analisis Supervisi.
2. Pemantapan
Instrumen Supervisi Akademik, yang dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok
moleh para Supervisor tentang instrumen supervisi akademik maupun instrumen
supervisi Non akademik.
Maka
kesimpulannya adalah salah satu tugas kepala sekolah untuk melaksanakan
kegiatan supervisi akademik. Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampunnya dalam
proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan supervisi
akademik ialah untuk membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya,
mengembangkan kurikulum, dan mengembagkan kelompok kerja guru serta membimbing
penelitian tindakan kelas. Yang memiliki beberapa prinsip Supervisi Akademik
yang meliputi : praktis, sitematis, kekeluargaan, demokratis, aktif,
humanis,berkesinambungan, terpadu dan koprehensif. Dan terdapat beberapa model
dalam supervisi akademik yang digunakan untuk melaksanak supervisi akademik
oleh kepala sekolah antara lain : Model Supervisi Tradisional yang terdiri dari
Observasi lansung dan observasi tidak lansung dan Model kontemporel melalui
model supervisi Akademik lansung dan tidak lansung.
Kepala
sekolah perlu menguasai perencanaan supervisi akademiksehingga ia perlu
meguasai kopetensi perencanaan supervisi akademik yang baik. Dan supervisi
akademik sebaiknya dilakukan dengan pendekatan supervisi klinis yang dilaksanakan
dengan cara berkesinambungan melalui beberapa tahap yaitu : Praobservasi,
Observasi Pembelajaran dan pasca observasi yang didasarkan pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Tindak lanjut (Evaluasi) hasil umpan balik supervisi
akademik menyangkut dengan dua hal kegitan penting yaitu : yang berkenaan
dengan Pembinaan dan pemantapan instrumen Supervisi Akademik.
EmoticonEmoticon