Oleh : ISHANI
Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjanai Universita Syiah Kula
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia
hidup dimuka bumi ini selalu membutuhkan orang lain baik secara individu maupun
berkelompok karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang
cenderung hidup bersama dan saling membutuhkan satu sama lain. Kehidupan bersama
dan berkelompok bisa dilihat dari cara manusia hidup dalam kehidupan
sehari-hari yaitu dalam keluarga sebagai kelompok kecil, masyarakat sebagai
kelompok yang lebih luas atau kelompok-kelompok lain dengan visi misi yang sama
atau untuk tujuan tertentu.
Motivasi sangat penting dan berfungsi
sebagai pendorong usaha
dan pencapaian tujuan. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik akan menunjukkan hasil yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang
akan dapat melahirkan prestasi organisasi yang baik pula. Intensitas motivasi dalam organisasi sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisen.
Supaya
manusia ini nyaman hidup atau tinggal bersama kelompoknya diperlukan motivasi dalam keadaan atau
kondisi tertentu yang dapat mendorong, merangsang atau menggerakkan seseorang
untuk melakukan hal-hal tertentu demi mencapai tujuan bersama atau kelompok. Misalkan
dalam sebuah keluarga, adanya seorang ayah sebagai kepala atau pemimpin atau
penanggung jawab dalam sebuah keluarga, seorang ibu bisa jadi sebagai asisten
kepala keluarga yang dapat mengambil alih dalam memenej keluarganya jika ayah
tidak ada ditempat atau berhalangan dan ada anak-anak sebagai anggota kelompok
dalam sebuah keluarga. Begitu juga dengan kelompok kelompok lain dalam sebuah
kelompok masyarakat disebuah gampong misalnya, ada kepala gampong (GEUCHIK)
yang menjadi penanggung jawab atau yang meminpin gampong tersebut. Ada seorang
sekretaris yang mencatat meyimpan dokumen tentang pengelolaan gampong. Ada seorang
bendahara yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan keuangan digampong itu.
Dan ada beberapa orang kepala dusun (KADUS) yang tugasnya membantu kepala gampong
dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan dusunnya masing masing. Supaya roda
kepemimpinan gampong ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan penasehat
gampong (TUHA PEUT) yang bertanggung jawab dan mengontrol segala kebijakan
dalam pengelolaan sebuah gampong. Terakhir adanya masyarakat yang menjadi
anggota atau warga gampong tersebut. Kedua contoh diatas yaitu sebuah keluarga
dan sebuah kelompok masyarakat gampong adalah contoh dari sebuah organisasi. Mulai
dari organisasi yang sederhana (KELUARGA) sampai yang komple (MASYARAKAT GAMPONG).
Dalam menjalankan roda organisasi tersebut diperlukan rambu-rambu tertentu untuk memotivasi
mempengaruhi, membimbing, mengarahkan anggotanya untuk bekerja sama dan
bertanggungung jawab dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama.
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan perkumpulan sosial
yang memiliki kepemimpinan, kepengurusan yang mempunyai motivasi tertentu dalam
bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Dalam menjalankan sebuah roda organisasi,
motivasi merupakan sebuah faktor yang dapat menentukan berhasil tidaknya
mencapai tujuan sebuah organisasi, menurut Morgan (2004) organisasi merupakan
wadah atau tempat sekumpulan orang yang memiliki manajemen yang bergerak dalam
batas batas tertentu yang bersifat dinamis sesuai dengan wadahnya. Supaya
managemen sebuah organisasi bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai maka sekelompok orang yang berada dalam wadah organisasi tersebut harus
memiliki motivasi atau dorongan yang dapat memberi semangat bekerja dengan baik
untuk organisasi mereka. Martoyo (2007) mengatakan bahwa motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan dorongan
atau semangat untuk bekerja sehingga tujuan sebuah organisasi tercapai
tergantung tinggi rendahnya motivasi sekelompok orang dalam organisasi
tersebut.
Dari
paradigma diatas ada beberapa persoalan yang perlu dirumuskan dan dikaji secara
mendalam tentang hal hal yang terkait dengan motivasi dalam organisasi. Untuk
menjawab persoalan persoalan tersebut, penulis menyelidiki atau mengkaji
beberapa buku [ literature review] sebagai
sumber. Persoalan-persoalan itu dibahas dan disajikan satus persatu sesuai
dengan urutan rumusan masalah.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa definisi motivasi?
2. Pentingkah motivasi dalam
organisasi?
3. Kebutuhan-kebutuhan hierarki apa saja yang ada dalam
motivasi?
4. Apa saja yang termasuk dalam teori-teori motivasi?
5. Apa saja pengertian
motivasi dalam organisasi?
1.3
Tujuan
Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi motivasi dan organisasi.
2. Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam organisasi.
3. Untuk mengetahui kebutuhan hierarki dalam motivasi.
4. Untuk mengetahui teori-teori motivasi.
5. Untuk
mengetahui pengertian motivasi dalam organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Motivasi
Organisasi
1.
Definisi
Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau
keadaan yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seseorang untuk melakukan
sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia dapat mencapai tujuannya, Motivasi merupakan fungsi dari berbagai
macam variable yang saling mempengaruhi. ia merupakan suatu proses yang terjadi
dalam diri manusia yang secara psikologis terjadi interaksi antara sikap,
kebutuhan, persepsi, proses belajar dan penyelesaian persoalan. Untuk memberikan
pemahaman yang lebih luas tentang motivasi perlu terlebih dahulu mengemukanakan pengertian
motivasi.
Woodwort (Sanjaya, 2009)
mendefinisikan motif sebagai “ a motive is a set predisposes the individual
of certain activities and for seeking certain goals” yang berarti suatu motive
adalah set yang dapat membuat individu-individu melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan. Dari pengertian motif tersebut, motif dapat
didefinisikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Perilaku seseorang melakukan
suatu aktivitas atau kegiatan tertentu dapat disebabkan oleh suatu dorongan
yang bersumber dalam dirinya, dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, motif
demikian ini disebut sebagian motif instrinsik. Sedangkan perilaku
individu yang hanya muncul karena dipengaruhi oleh lingkungan atau faktor luar
dalam dirinya, motif semacam itu disebut sebagai motif ekstrinsik. Dari
kedua macam motif tersebut yang paling kuat mendorong keberhasilan seseorang
melakukan kegiatannya adalah motif instrinsik. (Hamzah Uno, 2009).
Istilah
motivasi berasal kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri individu. Dalam bahasa latin motivation berasal dari kata movere,
yang berarti “to move” (Husaini, 2013). B. Uno (2009) mengemukakan bahwa
motif dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu (1) motif biogenetis, yaitu
motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan
hidupnya, (2) motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal
dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada, dan (3) motif
teologis, dalam motif ini manusia adalah makluk yang berkeTuhan-an, sehingga
ada interaksi antara manusia dan Tuhan-Nya. Secara etimologi
motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere”
yang berarti dorongan atau daya penggerak.
Menurut J.P Chaplin Motivasi adalah
suatu variable perantara yang digunakan untuk menerangkan factor-faktor dalam
diri individu, yang dapat membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah
laku kearah suatu tujuan tertentu.
Victor H. Vroom, menjelaskan motivasi
adalah sebuah akibat dari suatu hasil yang ingin di raih atau dicapai oleh
seseorang dan sebuah perkiraan bahwa apa yang dilakukannya akan mengarah pada
hasil yang diinginkannya. Sedangkan Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan
motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam
usaha untuk mencapai tujuannya.
Menurut Sardiman (2000) fungsi motivasi
belajar ada tiga yakni sebagai berikut:
- Mendorong manusia untuk berbuat
serta sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam
hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
- Menentukan arah perbuatan, yakni
ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan
tersebut.
Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli tentang
motivasi, maka definisi motivasi dapat disimpulkan
bahwa, motivasi merupakan
suatu dorongan dalam diri individu yang merangsang atau menggerakan kegiatan
kearah tertentu untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.
2.
Definisi Organisasi.
Manusia
adalah mahluk sosial yang cendrung untuk bermasyarakat serta mengatur dan
mengorganisasi kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan
kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya
kerjasama. Organisasi merupakan pengelompokkan orang-orang kedalam aktivitas
kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kata
organisasi berasal dari kata “organism”
yaitu menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian
rupa, sehingga satu sama lain terkait oleh hubungan terhadap keseluruhan.
Bebeapa pendapat tentang pengertian organisasi adalah:
1.
Menurut Ernest
Dale: organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan,
pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari
orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
2.
Menurut Cyril
Soffer: organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi
peran tertentu dalam suatu sitem kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu
diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa
bentuk hasil.
3.
Menurut Kas dan
Rosenzweig: organisasi adalah sub sistem teknik, sub sistem struktural, sub
sistem pshikososial dan sub sistem manajerial dari lingkungan yang lebih luas
diman ada kumpulan orang-orang berorientasi pada tujuan.
Secara
umum definisi organisasi adalah kelompok orang yang secara bersama-sama ingin
mencapai tujuan. Organisassi dipandang sebagai gambaran jaringan hubungan kerja
yang sifatnya formal serta tergambar pada kedudukan dan jabatan yang diduduki
oleh seseorang sebagai alat pencapain tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
yang strukturnya bersifat relatif permanen tanpa menutup kemungkinan terjadinya
peorganisasi apabila dipandang perlu, baik demi percepatan laju usaha pencapain
tujuan maupun dalam usaha peningkatan efisien, efektifitas dan produktifitas
kerja.
Organisasi
membutuhkan sumber daya ekonomi untuk dapat tumbuh dan berkembang, dan juga
memiliki orang-orang terdidik untuk mempertahankan seluruh hidupnya. Hal ini
karena orang-orang yang berpengetahuan dan berkeahlian merupakan jantung dan
hati seluruh kehidupan bagi setiap organisasi dalam upaya mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
B.
Pentingnya motivasi
dalam organisasi
Mengarahkan atau
menggerakkan individu dalam
organisasi untuk mau bekerja adalah suatau keahlian dan kemampuan dalam
memotivasi organisasi tersebut. Berdasarkan
tujuan yang ingin di capai, manusia akan termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dimilikinya, hal ini sejalan dengan Robins yang mengemukankan bahwa “motivasi organisasi
adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individual”.
motivasi ini dapat juga dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dan
upaya dalam diri individu untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam
upaya mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki kebutuhan atau motivasi untuk berprestasi merupakan
sumber daya manusia yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan. Oleh karena
itu setiap orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi adalah pribadi yang dinamis,
kreatif, partisipatif dan optimistik dalam melakukan setiap perbuatan dalam
belajar.
Motivasi sudah jelas sangat
dibutuhkan dalam diri setiap orang, selain untuk menghilangkan kejenuhan juga
untuk bisa meraih segala sesuatu yang dicita-citakannya. Secara individual
upaya motivasi bisa dilakukan melalui upaya-upaya mengontrol, menilai lalu
memotivasi diri sendiri, namun adakalanya kesadaran untuk memotivasi diri tidak
muncul dalam diri seseorang karena itu diperlukan motivasi eksternal yang bisa
berasal dari keluarga, teman, guru dan lainnya.
Ada dua sumber motivasi yang selalu
harus tumbuh dalam setiap diri individu yaitu:
1. Motivasi
internal.
Yaitu
motivasi dari dalam diri, dari perasaan dan pikiran sendiri yang tidak perlu adanya
rangsangan dari luar, orang yang memiliki motivasi internal akan memandang
dirinya secara positif.
2. Motivasi eksternal.
Yaitu
motivasi dari luar atau mendapatkan rangsangan dari luar. Sebagai contoh,
seorang anak mendapat dukungan dari orang tuanya atau gurunya maka ia akan
termotivasi untuk mendapatkan hasil yang baik karena pengaruh lingkungannya.
Kedua motivasi ini akan terlihat baik
jika keduanya dikombinasikan dan tumbuh dalam sertiap individu. Namun dari
kedua motivasi ini maka motivasi internal-lah yang harus ada, karena motivasi
yang datang dari dalam diri sendiri akan membuat seseorang lebih semangat dan
terdorong untuk berusaha mencapai tujuannya.
C.
Hierarki Kebutuhan
Perlu
dikemukakan terlebih dahulu bahwa para ilmuan sangat berminat terhadap
masalah-masalah motivasi yang kaitannya dengan pemuasan kebutuhan manusia yang
semakin lama semakin kompleks. Salah seorang ilmuan yang mendalami teori motivasi
yaitu Abraham H. Maslow, dari keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh
Maslow mengatakan bahwa kebutuhan
manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan. Ia beranggapan
bahwa kebutuhan-kebutuhan ditingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak
cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat yang
lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Kebutuhan-kebutuhan
ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang menggambarkan
sebagai sebuah hierarki yang menggambarkan tingkat kebutuhan. Ada lima tingkat
kebutuhan dasar manusia, yaitu :
1. Kebutuhan
fisiologikal (physiological needs), seperti : nutrisi, makanan dan minuman,
istirahat dan sex;
2. Kebutuhan
rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata akan tetapi juga mental
psikologikal dan intelektual;
3. Kebutuhan
akan rasa memiliki dan kasih saying (love needs)
4. Kebutuhan
akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
symbol-simbol status.
5. Kebutuhan
akan aktualisasi diri (self actualization), yang artinya tersedianya kesempatan
bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan yang nyata.
Berdasarkan
teori Maslow tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa :
Ad.1.
Kebutuhan fisiologis, yaitu suatu kebutuhan yang paling
rendah dan merupakan kebutuhan yang paling penting dan mendasar adalah
kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal dan kebutuhan istirahat.
Ad.2.
Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
bahaya, ancaman, penyakit, dan perlakuan yang tidak adil. Kebutuhan rasa aman
ini tidak akan diperoleh jika kebutuhan fisiologis tidak terpenuhi semuanya.
Ad.3. Kebutuhan social, yaitu kebutuhan akan
kerja sama dengan orang lain (berafiliasi, bermasyarakat) rasa kesetia kawanan
dan kebuthan berkelompok atau berorganisasi.
Ad.4.
Kebutuhan penghargaan, yaitu lahirnya motivasi dan dorongan dalam diri manusia karena selalu
mengharapkan pengakuan dari orang lain. Kebutuhan penghargaan tersebut
diperoleh setelah kebutuhan fisiologis, rasa aman dan kebutuhan sosial sudah
terpenuhi.
Ad.5.
Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan yang
termotivasi dari dalam diri seseorang apabila ia mampu memberikan pertolongan
dan melahirkan kebaikan-kebaikan kepada orang lain dengan menggunakan
kemampuannya.
Bertitik
tolak dari teori maslow jelas terlihat bahwa pemimpin dalam suatu organisasi
harus selalu berusaha untuk memuaskan dan memenuhi berbagai jenis kebutuhan
para bawahannya, salah satunya dengan cara menggunakan tehnik motivasi yang
tepat dan efektif yaitu yang disesuaikan dengan persepsi yang bersangkutan
tentang peringkat kebutuhan dan intensitas kebutuhannya yang ditujukan kepada
individu dan disesuaikan dengan kebutuhan individu tersebut.
Dengan
demikian pemimpin tersebut akan lebih mampu menyakinkan para bawahan yang
dipimpinnya bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi maka tujuan-tujuan
pribadi para bawahannya itu ikut
tercapai dan berbagai kebutuhannya juga akan tercapai sesuai dengan persepsi
bawahan yang bersangkutan. Artinya, dengan demikian dalam diri para bawahan itu
terdapat keyakinan bahwa ada kesesuaian antara tujuan pribadinya dengan tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Berangkat
dari kenyataan tentang pemahaman berbagai kebutuhan manusia yang dikembangkan
oleh Maslow bahwa sesorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan pada tingkat
kedua, dalam hal ini rasa aman sebelum kebutuhan pertama yang paling penting
dan mendasar terpenuhi, demikian juga
kebutuhan pada tingkat ketiga tidak akan diusahakan pemuasannya sebelum
seseorang merasa aman, dan demikian pula seterusnya. Jadi organisasi dipandang sebagai rangkaian hirarki
kedudukan dan jabatan yang menggambarkan secara jelas garis wewenang dan
tanggung jawab.
D.
Teori-teori
motivasi
Dewasa
ini, beraneka ragam definisi diberikan tentang motivasi, suatu hal yang lumrah
dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak eksak. Banyak hal yang
terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah
keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran dan dorongan. Dengan demikian
suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendororng, mengaktifkan dan
menggerakkan sehingga motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan prilaku,
sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian
tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota
organisasi.
Berikut
ini berbagai teori motivasi yang dikembangkan oleh para ahlinya yaitu :
1.
Teori
Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow).
Keseluruhan
teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat yang
mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima
hierarki kebutuhan, yaitu :
1.
Kebutuhan fisiologis,
2.
Kebutuhan akan
keamanan,
3.
Kebutuhan social,
4.
Kebutuhan akan harga
diri “esteem”,
5.
Kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
Teori
Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.
Teori
X dan Teori Y.
Douglas
McGregor dengan teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori
eksternal yang merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua
teori tersebut disebut teori X dan teori Y.
McGregor
mengidentifikasi dua macam kelompok asumsi tentang pekerja-pekerja, pandangan
tradisional yang dikenal dengan teori X menyatakan, bahwa manusia sudah menjadi
sifat yang melekat tidak menyukai pekerjaan. Walaupun para pekerja menganggap
bahwa hal itu suatu keharusan, apabila memungkinkan mereka akan menghindarinya.
Menurut pandangan ini kebanyakan orang lebih senang diberikan pengarahan mereka berupaya menghindari tanggung jawab
dengan anggapan bahwa pekerjaan adalah hal yang kurang begitu penting sehingga
para manager harus mendorong dan menggerakkan para karyawan untuk bekerja.
Pada
teori Y, orang-orang bersedia bekerja dan mereka banyak mencapai kepuasan dari
kegiatan bekerja mereka. Menurut pandangan ini orang-orang memiliki kemampuan
untuk menerima bahkan mereka mencari tanggung jawab dan menerapkan imajinasi
dan kreatifitas mereka terhadap masalah-masalah keorganisasian. Namun masalah
yang dihadapi menurut teori Y adalah, bahwa kehidupan industri modern tidak
sepenuhnya memamfaatkan potensi manusia dengan upaya menarik mamfaat yang
sebesar-besarnya dari kesediaan para karyawan dan kemampuan kerja mereka, oleh
karean itu para manajer yang menggunakan teori Y perlu menciptakan suatu iklim
kerja yang memberikan peluang kepada para karyawannya untuk mengejar perbaikan
diri pribadi dengan menerapkan manajemen partisipatif (partisipatif
management).
3.
Teori
Harapan.
Victor
H. Vroom dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu
teori yang disebut “Teori Harapan” menurut teori ini, motivasi merupakan akibat
dari suatu hasil yang ingin di capai oleh seseorang dengan perkiraan bahwa
tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkan.
Dengan
cara yang sangat sederhana teori harapan mengatakan bahwa jika seseorang
menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar maka
orang tersebut akan sangat terdorong untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
Sebaliknya, jika harapan untuk memperoleh sesuatu itu kecil maka upaya atau
dorongan untuk memdapatkanya juga akan menjadi rendah.
4.
Teori
Kebutuhan Berprestasi.
Teori
ini dikemukakan oleh McClelland yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda,
sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Devinisi motivasi
berprestasi menurut McClelland adalah “suatu hasrat atau keinginan melakukan
sesuatu dengan sebaik-baiknya bukan untuk memperoleh penghargaan sosial
melainkan untuk mencapai kepuasan di dalam individu”. Menurut Clelland ada
enam indicator orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi yaitu :
Ø Selalu memiliki rasa tanggung
jawab pribadi yang tinggi.
Ø Selalu berani mengambil
keputusan dan menanggung resiko.
Ø Selalu memiliki tujuan
yang jelas apabila melakukan pekerjaan.
Ø Mampu
melakukan perencanaan kerja secara menyeluruh dan berusaha mewujudkannya.
Ø Selalu memanfatkan peluang untuk merealisasikan rencana yang
diprogramkan.
Ø Selalu mencari
kesempatan untuk merealisasikan program-program yang telah direncanakan.
Dari gambaran diatas jelas terlihat
bahwa motivasi berprestasi membuat orang cenderung merasa ditantang untuk
melakukan pekerjaan dan menuntut dirinya untuk berusaha lebih keras
melaksanakan pekerjaan-pekerjan tersebut dengan baik.
E.
Fungsi
Motivasi dalam Organisasi
Dalam ilmu organisasi,
motivasi adalah hal yang selalu dibicarakan. Seorang pimpinan organisasi harus
memberikan motivasi kepada anggotanya dengan hal-hal tertentu jika ingin
organisasinya menghasilkan sesuatu yang menjadi harapannya. Sebelum
pengembangan organisasi dilakukan, motivasi harus terlebih dahulu dilaksanakan
oleh pimpinan, karena pimpinan tidak dapat mengarahkan para anggotanya kecuali
jika mereka dimotivasi untuk bersedia mengikutinya. Dengan motivasi yang baik
dari pimpinannya membuat para anggota organisasi akan merasa senang dan
bersemangat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi sehingga
mengakibatkan perkembangan dan pertumbuhan yang baik pada organisasi yang
dipegang oleh pimpinan tersebut.
Namun motivasi bukan
hanya dilaksanakan oleh pimpinan saja akan tetapi juga dari diri pribadi
seseorang yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun fungsi motivasi adalah
meningkatkan efektifitas pimpinan dalam memotivasi, mempengaruhi, menggerakkan
dan berkomunikasi dengan anggota-anggotanya sehingga menjadikan mereka
bersemangat dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaannya untuk mencapai tujuan
bersama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Motivasi
merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang dan
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam suatu penerapan
perilaku organisasi, pembahasan tentang motivasi dalam organisasi memang sangat
penting dalam kajian perilaku organisasi. Karena setiap personil atau anggota
organisasi pasti memerlukan suatu motivasi,
baik dari dalam
diri pribadi maupun dari orang lain, untuk itu apabila seseorang
sudah terdorong atau termotivasi maka kinerja seseorang itu akan meningkat
sehingga akan mempercpat proses penyelesaian tugas-tugas dan tanggung jawab
dalam bekerja.
Dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan, motivasi sangat diperlukan karena seseorang
yang tidak memiliki motivasi tidak akan mungkin melakukan kegiatan tersebut.
Ketika seseorang tidak mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu hal maka
dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik
A. Saran
Kepada para pembaca
kami sarankan bahwa tulisan ini sangat sederhana dan masih jauh dari
kesempurnaan. Karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca juga
sangat minim. Karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi kembali
apa yang sudah kami paparkan. Mudah-mudaan sumbangsih pemikiran dan saran yang
akan pembaca berikan kepada kami dapat membuat makalah ini lebih berguna bagi
kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Irham Fahmi. 2014. Perilaku Organisasi, Teori, Aplikasi dan
Kasus.
Alfabeta: Bandung
Mesiono. 2014.
Manajemen Organisasi, Cita Pustaka
Media
Perintis: Bandung.
A.M,
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
J. Winardi. 2001. Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sondang P Siagian. 2004. Teori Motivasi
dan Aplikasinya, PT Rineka Cipta Jakarta.
Djatmiko Hayati Yayat. 2003. Perilaku
Organisasi. Alfabeta: Bandung
1 comments:
Write commentsSangat membantu trimakasihhjj
ReplyEmoticonEmoticon