LANDASAN PENDIDIKAN

OLEH : ISHANI
Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Masalah mutu pendidikan telah lama menjadi bahan perbincangan bagi dunia industri, politisi, masyarakat, orang tua dan pendidik (Munandir, 1993: 19).  Kalangan industri misalnya mengeluhkan tentang tamatan sekolah yang tidak siap pakai. Sasaran sorotan mutu pendidikan mencakup hampir semua bagian sistem dan kerjanya: tujuan, fungsi, sekolah, penjurusan, administrasi dan pengelolaan, proses belajar mengajar, kinerja guru, prestasi dan perilaku murid, dan lain – lainya.
Dalam perspektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, diantaranya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, di laboraturium, dan di kancah belajar lainnya melalui fasilitas internet, aplikasi metode, strategi, dan pendekatan pendidikan yang mutakhir dan modern, metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikan yang memadai, manajemen pendidikan yang dilaksanakan secara profesional, sumberdaya manusia para pelaku pendidikan yang terlatih, berpengetahuan, berpengalaman, dan profesional.
Melihat perkembangan saat ini maka bukan waktunya lagi bagi guru untuk memberikan pengajaran secara konvensional (teacher center) dengan hanya menggunakan metode ceramah dan hafalan, hal ini diperkuat oleh pendapat Stine (2002: 6)
“Guru belajar sistem pendidikan kita yang diterapkan kepada kita sejak masa kanak – kanak, yaitu cara belajar kuno dan tidak produktif. Pendekatan model lama ini sebenarnya lebih menimbulkan keburukan dari pada kebaikan dan membuat proses belajar menjadi sulit bagi anak. Sejak dulu sistem sekolah mengajarkan kepada anak – anak untuk mengahafal tanpa berfikir”.


Guru sebagai komponen mikro penentu dominan mutu pendidikan haruslah bermutu dan bekinerja baik dalam era globalisasi dengan berusaha menguasai berbagai teknologi informasi dan komunikasi, karena salah satu aspek yang mengalami perubahan dahsyat dalam era globalisasi adalah kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi serta transportasi yang membuat dunia ini terasa semakin sempit. Guru sebagai komponen mikro penentu mutu pendidikan dalam sistem pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat srategis dalam proses pembelajaran secara khusus dan dalam proses pendidikan secara umum.
Keterbatasan media teknologi pendidikan di satu pihak dan lemahnya kemampuan dosen/ guru menciptakan media tersebut di sisi lain membuat penerapan metode ceramah makin menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan. Terbatasnya alat – alat teknologi pendidikan yang di pakai di kelas di duga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu studi mahasiswa atau pelajar atau masyarakat pada umumnya.
Dari permasalahan diatas penulis akan membahas satu permasalahan dalam dunia pendidikan yaitu tentang kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi  yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar. Maka dari itu penulis mengangkat judul “Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Manajemen Mutu Pendidikan Melalui Pengembangan ICT” .

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Manajemen Mutu Pendidikan Melalui Pengembangan ICT ?

C.    Tujuan Penulisan
1.         Untuk Mengetahui Bagaimana Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Manajemen Mutu Pendidikan Melalui Pengembangan ICT ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi guru yaitu sebagai agen pembelajaran mencakup kompetensi Pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Kompetensi pedagogik ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang memenuhi kaidah – kaidah pedagogik. Kompetensi keperibadian ialah kompetensi yang harus di miliki oleh guru berkenaan dengan pribadi yang arif, berakhlak mulia, dan menjadi yang teladan bagi peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan semua pihak termasuk kepada semua peserta didik, dan kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menunjukkan keahliannya sebagai guru profesional.
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Guru yang dinilai kompeten secara profesional apabila :
a.       Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik – baiknya.
b.      Guru tersebut mampu melaksanakan peranan – peranannya secara berhasil.
c.       Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan intruksional) sekolah.
d.      Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.  

Dalam pemanfaatan ICT ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru agar dapat memanfaatkan ICT secara maksimal untuk menunjang tugas dan kewajiban dalam meningkatkan mutu pendidikan, antara lain :
1.         Memilih penerapan ICT yang tepat untuk meningkatkan kompetensi dan efektifitas profesional dengan menggunakan word proses untuk mempersiapkan  dokumen – dokumen atau bahan ajar
2.         Mengakses dan menggunakan sumber informasi dan komunikasi elektronik, seperti pemanfaatan internet untuk keperluan pendidik dan pelajar, seperti menggunakan e-mail.
3.         Memfasilitasi penggunaan e-mail oleh pelajar untuk keperluan pendidikan, menggunakan wordwide web untuk memperoleh informasi yang dapat meningkatkan fungsinya sebagai pendidik dan mengevaluasi kelayakan suatu informasi yang berbasis web.
4.         Mereflesikan dan mengelola perbaikan penggunaan ICT bagi pelajar dengan kemampuan mengidentifikasi faktor- fakor yang seharusnya berubah sebagai hasil refkleksi pada penggunaannya dan mengidentifikasi strategi untuk merubah penerapannya sebagai hasil refleksi serta merefleksikan dan merencanakan sedemikian rupa sehingga ICT dapat diintegrasikan dalam pendidikan mengeksprsikan bagaimana mereka merasakan pelajaran yang menggunakan ICT, atau efektifitas dari penggunaan lain ICT sebagai pendidik.
5.      Memodelkan dan memberi bimbingan bagi pelajar dalam penggunaan yang lebih cocok untuk tujuan – tujuan khusus.
6.      Mencegah penggunaan software yang dilarang.
7.      Meyakinkan para pelajar tidak dapat melakukan plagiat ketika bekerja dengan informasi dan meyakinkan bahwa pelajar – pelajar menggunakan prinsip – prinsip penggunan internet ang fair, memprtahankan etikan dalam engguakan hak kekayan intelektual srta menghargai informasi yang bersifat privasi.
8.      Mengorganisasikan kelas ketika menggunakan ICT untuk pelajaran dengan menjadwalkan penggunaan ICT yang diinegrasikan dengan pembelajaran, mengelola lngkungan pembelajaran yang mampu memberikan kontribusi pada penggunaan bermacam – macam alat dan pedagogi, meniapkan peralatan onten, dan pedagogi yang tepat ketika ICT digunakan untuk pembelajaran.

9.      Menyadari perbedaan dan keunikan dari pelajar dalam menggunakan ICT dalam pembelajaran sehingga memilih dan menggunakan peralatan ICT dan pedagogi yang tepat untuk gender, umur dan tingkatan pelajar dan menggunakan alat ICT dan pedagogi yang tepat untuk pelajar – pelajar yang punya hambatan dalam belajar.

B.     Manajemen Mutu Pendidikan
Mutu merupakan hal penting yang diagendakan oleh lembaga, dan meningkatkan mutu adalah suatu keharusan bagi berbagai lembaga termasuk lembaga pendidikan. Guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan. Serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi para pendidik jenjang pendidikan tinggi (Undang -  undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahu 2003 Bab XI pasal 39 tentang sistem pendidikan nasional ).
Oleh karena itu guru wajib mengembangkan kemampuan profesionalnya agar dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas, karena pendidikan di masa yang akan datang menuntut keterampilan profesi pendidikan yang bermutu (Megarry dan Dean, 1999: 12 – 14).
Sallis (1993) mengemukakan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan sumber mutu pendidikan di antaranya perawatan gedung yang baik, guru - guru yang berkualifikasi, nilai moral staf yang tinggi, hasil ujian yang baik, spesialisasi, dukungan orang tua, dukungan dunia usaha, dan dukungan masyarakat setempat, sumber yang memadai, aplikasi teknologi baru, kepemimpinan yang kuat, perhatian yang penuh pada murid dan mahasiswa serta kurikulum yang seimbang atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut.
Suatu pendidikan yang bermutu dapat dilihat dalam hubungannya dengan dunia kerja, yaitu bagaimana kesesuaian antara kecapakan dan keterampilan dengan tuntutan dunia kerja, bagaimana kesesuaian tamatan sekolah dalam hal jumlah dan kualifikasinya dengan kesempatan kerja, dan bagaimana keterserapan keluaran institusi pendidikan oleh dunia kerja. Dengan kata lain  masalah efesiensi dan relevansi dunia pendidikan dengan dunia kerja berdampak langsung pada kualitas pendididikan (Joni, 1993).
Salah satu tolak ukur dari pendidikan bermutu dari suatu institusi pendidikan ialah kemampuan institusi pendidikan tersebut untuk melahirkan sumberdaya manusia yang bermutu. Levin dan Rumberger (1989) menyatakan bahwa ciri sumber daya manusia yang bermutu di era industrilisasi dan globalisasi ialah manusia yang memiliki kemampuan prakarsa, kerjasama, kerja tim, pelatihan kesejawatan, penilaian, komunikasi, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penggunaan informasi, perencanaan keterampilan belajar, dan ketrampilam multibudaya.
Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional, sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan pendidikan yang efektif dan efesien akan tercapai.
Pemerintah Republik Indonesia telah bertekad untuk memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara Indonesia menikmati pendidikan yang bermutu, sebagai agen pembaru, pendidikan bertanggung jawab mengembangkan dan mewariskan nilai untuk dinikmati anak didik. Selanjutnya nilai dimaksud akan ditransfer ke dalam hidup sehari – hari.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi menjadi suatu alat  dalam mendukung pengembangan pengetahuan bagi para siswa, dan sebagai sarana informasi yang sangat mendukung dalam proses belajar siswa serta dalam hal pencarian dan pengidentifikasian informasi yang diperlukan siswa. Dengan adanya ICT mutu pendidikan di Indonesia akan lebih baik dari pada sebelumnya.

C.    Perkembangan ICT (Information Communication and Technology)
Teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Tenchnologia menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan secara sitematis, sedangkan techne sebagai dasar kata Teknologi berarti, skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu.
Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan atau desain untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Teknologi biasanya memiliki dua aspek, yaitu aspek hardware dan software.
Jadi teknologi adalah cara dimana kita menggunakan  ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis.
Teknologi informasi adalah serangkaian tahapan penanganan informasi, yaitu meliputi penciptaan sumber – sumber informasi, pemeliharaan saluran informasi, seleksi dan transmisi informasi, penerimaan informasi secara selektif, penyimpangan dan penelusuran informasi dan penggunaan informasi.
Teknologi komunikasi adalah bagian teknologi pendidikan, karena teknologi pendidikan dapat di pandang sebagai pemanfaatan media teknologi untuk tujuan pendidikan , secara khusus menciptakan teknologi pendidikan dan dapat pula berupa pendekatan sistematis, kritis dan ilmiah tentang pendidikan dari teknologi pendidikan. Teknologi  komunikasi pendidikan mempunyai implikasi tertentu. Yusufhadi Miarso (1980) mengemukakan bahwa secara operasional, aplikasi teknologi  komunikasi pendidikan akan menunjukkan karakteristik tertentu.
Teknologi komunikasi untuk tujuan pendidikan hendaknya tidak di pandang sebagai gejala negatif. Di kalangan masyarakat sering timbul adanya kecurigaan, bahkan ada yang berpendapat bahwa teknologi komunikasi merupakan penyebab merosotnya kebudayaan dan kepribadian bangsa.
Teknologi pendidikan sebagai bagian integral dan kegiatan pendidikan memerlukan upaya manusia (guru dan tenaga kependidikan atau sekelompok profesional lainnya). Upaya pendidikan di arahkan untuk mecapai tujuan pendidikan yang bermutu secara kuantitatif. Salah satu upaya yang mungkin dilakukan adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi pendidikan dalam rangka efektivitas dan efesiensi manajemen pendidikan. Commission on Istrucional Tecnology (1972) mengidentifikasi beberapa keuntungan pemanfaatan teknologi pendidikan. Adapun beberapa keuntungan dimaksud adalah :
1.      Media teknologi pendidikan membuat pendidikan lebih produktif.
2.      Media teknologi pendidikan menunjang pengajaran individual, atau dengan kata lain memungkinkan penerapan individualisasi dalam kegiatan pengajaran.
3.      Media teknologi pendidikan membuat kegiatan pengajaran lebih ilmiah (scientific).
4.      Media teknologi pendidikan dapat membuat pengajaran lebih powerful, kontak komunikasi antar individu yang ditunjang oleh teknologi dapat memberi nilai tambah (added values) dan kemampuan komunikasi tertentu.
5.      Media teknologi pendidikan dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih “immediate’’.
6.      Media teknologi pendidikan dapat membuat percepatan pendidikan lebih “equal”.


Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa. Kadang – kadang dosen/guru ingin memilih beban seminimal mungkin dalam pelaksanaan tugas mengajar, ini terbukti, penggunaan metode ceramah (lecture methode) monoton paling populer dikalangan dosen/guru.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dan untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi di masyarakat. Di buatnya instrumen teknologi komunikasi seperti satelit, tv, radio, video – tape dan komputer memberi arti tersendiri bagi proses komunikasi antar manusia. Seperti halnya teknologi  pada umumnya, teknologi komunikasi tidak mengenal batas – batas wilayah, ideologi , agama dan suku bangsa. Teknologi telah mengurangi secara drastis jarak dalam waktu dan ruang.
Tuntutan masyarakat yang makin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, di samping cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntunan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan media teknologi dan pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan.
 Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai – nilai, gagasan – gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara. Ini berarti bahwa pendidikan adalah wadah untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kepentingan hidup manusia.
Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional, sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan pendidikan yang efektif dan efesien akan tercapai.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
ICT (Information Comunication and Technology) sangat berpengaruh terhadap kompetensi guru terutama dalam kompetensi Profesional dan sangat menunjang keberhasilan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan .
ICT (Information Comunication and Technology) atau bahasa familiarnya yang sering kita dengan sebutan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan perkembangannya pada era sekarang ini dapat membantu meningkatkan efektifitas serta efesiensi proses belajar dan mengajar (siswa dan guru) dan dipergunakan untuk mempermudah pelajar dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita belajar - mengajar dan berkomunikasi kapan saja dari mana saja dan dimana saja. Perkembangan  teknologi informasi dan komunikasi mulai dirasa mempunyai dampak positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi sudah memperlihatkan yang cukup signifikan.
Akan tetapi, semua ini tidak terlepas dari sisi negatifnya. Menyikapi keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya.

2.      Saran
1.      Diharapkan kepada para pengajar lebih menguasai tentang ICT (Information Communication and Technoogy) dalam pembelajaran untuk meningkatkan manajemen mutu pendidikan dan bisa dicapai semaksimal mungkin.
2.      Diharapkan kepada pihak – pihak pengajar baik orang tua maupun guru/dosen, memberikan pengajaran –pengajaran etika dalam berteknologi informasi dan komunikasi agar ICT dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika.
3.      Sebagai peserta didik sebaiknya menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan belajar saja dan tidak menjadikan teknologi sebagai satu – satunya sarana pembelajaran


DAFTAR PUSTAKA


Danim, Sudarwan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Hadis, Abdul. Nurhayati. 2012. Mutu Manajemen Pendidikan. Alfabeta: Bandung.
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. PT.RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrai Pendidikan. PT. Refika Aditama: Bandung.



Previous
Next Post »